Desa Pajambon melakukan studi tiru ke Desa Potorono, sebuah desa yang sukses mengembangkan potensi wisatanya melalui pengelolaan yang baik oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekaring Pono. Keberhasilan Desa Potorono dalam menjadikan desanya sebagai desa wisata yang berkembang pesat, BUmdes Mekarig Pono Berdiri Sejak Tahun 2017 tak lepas dari peran strategis BUMDes yang mengelola berbagai unit usaha yang mendukung perekonomian desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1. Konteks Keberhasilan Desa Potorono dalam Pengelolaan BUMDes
Desa Potorono, yang dikenal dengan potensi wisata alam dan budayanya, memanfaatkan BUMDes sebagai motor penggerak utama dalam mengembangkan dan mengelola berbagai unit usaha. BUMDes Potorono telah berhasil menciptakan berbagai jenis usaha yang meliputi wisata Edukasi dan Alam dari Wisata Taman Dinosaurus Potorono, Telaga Potorono, Wahana Perahu Potorono,Umbul Potorono, Ujawasa Ngelo. serta Pengelolaan Pasar Tradisional juga dala Pengelolaan Sekolah Sepak Bola. Pendekatan yang holistik dalam pemanfaatan sumber daya alam dan budaya lokal menjadikan desa ini sebagai salah satu model pengelolaan desa wisata yang sukses.
2. Sinergi BUMDes dan Pengelolaan Desa Wisata
Keberhasilan BUMDes Potorono tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola usaha, tetapi juga oleh sinergi yang terjalin antara pemerintah desa, Lembaga Desa,Kelompok masyarakat, dan pelaku usaha lokal. Salah satu faktor kunci adalah partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap perencanaan dan pengelolaan desa wisata. Masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama yang berperan dalam mendukung keberlanjutan usaha-usaha desa karena Investasi terbesar dalam aset unit usaha bumdes tersebut bersumber dari masyarakat desa potorono sendiri.
BUMDes Potorono juga mampu mengoptimalkan pemasaran melalui platform digital dan promosi yang efektif, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun internasional. Selain itu, BUMDes turut mengelola fasilitas pendukung seperti penginapan dan tempat makan, yang memberikan nilai tambah bagi pengunjung desa.
3. Pelajaran yang Dapat Diambil oleh Desa Pajambon
Desa Pajambon yang ingin meniru kesuksesan Desa Potorono dapat memulai dengan melakukan evaluasi terhadap potensi yang ada di desanya, baik dari sisi alam, budaya, maupun produk lokal. Dengan memanfaatkan potensi tersebut, Pajambon dapat membangun dan mengembangkan unit-unit usaha melalui BUMDes yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Studi tiru ini juga memberikan pemahaman penting mengenai pentingnya pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, serta pentingnya pemasaran yang efektif untuk menarik wisatawan dan meningkatkan perekonomian desa. Dalam konteks ini, peran pemerintah desa sangat vital dalam menciptakan kebijakan yang mendukung dan mendorong inovasi yang berkelanjutan.
4. Tantangan dan Solusi dalam Pengembangan BUMDes di Desa Pajambon
Meskipun memiliki banyak potensi, desa Pajambon juga menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan BUMDes. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya manusia yang terlatih di bidang pariwisata dan pengelolaan usaha. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas dan pelatihan bagi pengelola BUMDes dan masyarakat sangat diperlukan.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah terbatasnya akses infrastruktur dan pemasaran. Desa Pajambon perlu bekerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah, lembaga swasta, maupun organisasi masyarakat untuk memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan promosi desa.
5. Penutup
Studi tiru yang dilakukan oleh Desa Pajambon ke Desa Potorono merupakan langkah yang sangat strategis dalam mengembangkan BUMDes dan meningkatkan perekonomian desa melalui sektor pariwisata. Dengan memanfaatkan potensi yang ada, melibatkan masyarakat secara aktif, serta memperhatikan keberlanjutan usaha, Desa Pajambon diharapkan dapat menciptakan berbagai unit usaha dan memaksimalkan potensi-potensi lokal dan sumber daya alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi desa wisata yang sukses, seperti halnya Desa Potorono di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.